Nama : Devi Euphoria Frisky
Kelas : 4EB29
NPM : 22213255
Tugas : Akuntansi Internasional
TRANSLASI MATA UANG ASING
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Translasi mata uang asing berbeda dengan konversi
mata uang asing. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti
halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam poundsterlling Inggris disajikan ulang
kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan
tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Terkadang sulit dibedakan antara konversi dan translasi oleh karena itu, penting untuk mengetahui teorinya agar dapat membedakan dalam praktinya. Perusahaan di Indonesia tidak hanya melakukan transaksi dengan perusahaan lokal akan tetapi juga melakukan transaksi internasional bahkan ada yang membuka cabang di negara lain ataupun melakukan merger dengan perusahaan luar negeri. Sehingga diperlukan pengetahuan mendalam mengenai translasi dan konversi. Karna masalah diatas sehingga penulis memilih tertarik untuk menyajikan materi terkait dengan translasi mata uang asing.
Terkadang sulit dibedakan antara konversi dan translasi oleh karena itu, penting untuk mengetahui teorinya agar dapat membedakan dalam praktinya. Perusahaan di Indonesia tidak hanya melakukan transaksi dengan perusahaan lokal akan tetapi juga melakukan transaksi internasional bahkan ada yang membuka cabang di negara lain ataupun melakukan merger dengan perusahaan luar negeri. Sehingga diperlukan pengetahuan mendalam mengenai translasi dan konversi. Karna masalah diatas sehingga penulis memilih tertarik untuk menyajikan materi terkait dengan translasi mata uang asing.
B.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan translasi mata uang asing secara
keseluruhan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN TRANSLASI
Translasi adalah proses pernyataan kembali
informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain.
Isu
kurs dikombinasikan dengan berbagai methode translasi yang dapat digunakan dan
perlakukan “Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat perbandingan hasil-hasil
laporan keuangan dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau perusahaan yang
sama dalam periode yang berbeda menjadi hal yang sulit.
Alasan
Translasi
Perusahaan
dengan operasi luar negeri yaitu perusahaan dengan operasi yang luas, tidak
dapat menyiapkan laporan keuangan konsolidasi jika akun-akun mereka dan
akun-akun subsidiaries tidak
diungkapkan dalam satu mata uang.
Skala
kegiatan investasi internasional yang meluas saat ini meningkatkan kebutuhan
penyampaian informasi kepada pembaca negara lain yang signifikan menyusun
laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan keuangan
untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik
domestic dan luar negeri.
Alasan lainnya mencatat
transaksi valuta asing, melaporkan aktivitas cabang internasional dan anak
perusahaan, dan melaporkan hasil operasi independen di luar negeri.
B.
PENGARUH ALTERNATIF KURS TRANSLASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
Dalam
melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik
dapat digunakan 3 nilai tukar yaitu antara lain :
a. kurs
kini (current) adalah kurs nilai
tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
b. Kurs
historis (historical) adalah kurs
nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali
diperoleh, atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali
terjadi.
c. Kurs
rata-rata (average) adalah rata-rata
sederhana dari kurs nilai tukar kini dan historis.
Harus dapat dibedakan antara
keuntungan dan kerugian translasi (translation) dan keuntungan dan kerugian
transaksi (transaction) dimana keduanya merupakan keuntungan dan kerugian
akibat nilai tukar. Dari dua jenis penyesuaian transaksi, keuntungan dan
kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang
digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar yang
digunakan saat penyelesaian. Jenis dua penyesuaian transaksi adalah keuntungan
dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan
keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan.Namun demikian hingga
utang mata uang asing tersebut benar-benar dilunasi, kerugian nilai tukar belum
direalisasi ini memiliki sifat yang sama dengan kerugian translasi karena
berasal dari proses penyajian ulang. Perbedaan dalam kurs nilai tukar yang
timbul pada tanggal yang berbeda menyebabkan berbagai jenis penyesuaian nilai
tukar. Berikut ini adalah bagan yang menjelaskan perbedaan antara keuntungan
dan kerugian transaksi dan translasi.
C.
TRANSAKSI MATA UANG ASING
Transaksi
mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan memberi atau menjual barang
dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika
perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.Berdasarkan konsep
mata uang fungsioanal yaitu, mata uang fungsional dari suatu entitas adalah
mata uang yang berlaku di wilayah operasional utama perusahaan dan menghasilkan
arus kas. Dengan demikian suatu transaksi mata uang asing dapat berdominasi
dalam suatu mata uang, tetapi di ukur atau di catat dalam mata uang yang
lain.
FAS
No. 52, pernyataan standar akuntansi untuk mata uang asing yang wajib
diterapkan di AS, mengharuskan perlakuan berikut ini untuk translasi mata uang
asing :
1. Pada
tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban,
keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu
transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang
melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada
tanggal tersebut.
2. Pada
setiap tanggal neraca, saldo-saldo yang berdenominasi dalam suatu mata uang
harus selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus
disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
Penyesuaian
kurs nilai tukar valuta asing (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi
yang terjadi) perlu dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar di
antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan
disusun sebelum penyelesaian transaksi, penyesuaian akuntansi (yaitu keuntungan
atau kerugian atas transaksi yang belum diselesaikan) akan sama dengan
perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang disajikan dalam
laporan keuangan.
Dalam
transaksi mata uang asing terdapat dua perlakuan akuntansi atau keuntungan dan
kerugian transaksi yang dapat diterapkan yaitu :
·
Perspektif Transaksi
Tunggal: Penyesuaian nilai tukar (baik yang sudah diselesaikan maupun yang
belum diselesaikan ) diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun–akun
transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesainnya
merupakan peristiwa tunggal.
·
Perspektif Dua Transaksi: Penagihan piutang
dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan
timbulnya piutang tersebut.
FAS
no 52 mengharuskan penggunaan metode dua transaksi untuk mencatat transaksi
dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah
selesai dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan laba.Pengecualian
utama terhadap ketentuan ini terjadi apabila :
1.
Penyesuaian nilai tukar
berkaitan dengan transaksi antar perusahaan jangka panjang tertentu.
2.
Transaksi tersebut
dimaksudkan dan berfungsi efektif sebagai lindung nilai atas investasi
(yaitu lindung nilai terhadap posisi aktiva/kewajiban bersih operasi luar
negeri) dan komitmen mata uang asing.
D.
METODE DALAM TRANSLASI MATA UANG ASING
Perusahaan
yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk
menyatakan laporan keuangannya dalam mata uang asing menjadi mata uang
domestik. Metode translasi ini terdiri dari dua jenis yaitu :
1.
Metode Kurs
Tunggal
Kurs terkini atau kurs penutupan
untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam
mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang
berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Umumnya ditranslasikan dengan
menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode
tersebut. Berdasarkan metode kurs kini, laporan konsolidasi tetap
mempertahankan hubungan laporan keuangan perusahaan secara individu pada
awalnya (seperti rasio keuangan) pada saat seluruh pos-pos laporan keuangan
dalam mata uang asing ditranslasikan dengan menggunakan satu kurs tunggal.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap didukung oleh inflasi lokal.Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar. Kebanyakan keuntungan dan kerugian ini tidak akan pernah direalisasi penuh.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap didukung oleh inflasi lokal.Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar. Kebanyakan keuntungan dan kerugian ini tidak akan pernah direalisasi penuh.
2.
Metode Kurs Berganda
Metode ini menggabungkan kurs nilai
tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi. Metode ini
terbagi atas tiga metode yaitu :
a. Metode kini -
non kini.
b. Metode Moneter
- non moneter.
c. Metode
temporal.
a. Metode kini - non kini (lancar-tidak lancar)
Aktiva lancar
dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata
uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban
tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan laba
rugi (kecuali depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata
yang berlaku. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs
historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.Metode ini tidak
mempertimbangkan unsur ekonomis.
b. Metode Moneter - Non Moneter
Menggunakan
skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs klasifikasi translasi yang
tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos -
pos non moneter aktiva tetap investasi jangka panjang dan
persediaan investor di translasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos - pos
laporan laba rugi di translasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan
konsep kini - non kini.
Metode ini
melihat bahwa aktiva dan kewajiban menghadapi risiko mata uang asing. Metode
moneter-nonmoneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan
kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat.
Metode ini mentranslasikan seluruh aktiva nonmoneter berdasarkan kurs
historis,yang tidak cukup memadai untuk aktiva yang dinyatakan sebesar nilai
pasar kininya (seperti investasi dalam surat berharga dan persediaan dan aktiva
tetap yang nilainya diturunkan menjadi sebesar nilai pasar). Metode ini juga
akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga
dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya
perolehan dan kurs translasi historis.
c. Metode Temporal
Translasi mata
uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang niai tertentu.
Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya
mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing
menyebabkan pengukuran ulang dominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian
sesungguhnya. Kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca.
Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima
atau akan dibayarkan pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain
diukur sebesar harga uang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi (harga
historis). Namun demikian, beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per
tanggal laporan keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan
mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau harga pasar.
Berdasarkan
metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan
berdasarkan kurs kini. Pos-pos pendapatan dan beban ditranslasikan sebesar kurs
yang terjadi pada saat transaksi berlangsung. Metode temporal memiliki
keuntungan dan kerugian yang sama dengan metode moneter nonmoneter karena
sengaja mengabaikan inflasi local, metode ini memiliki keterbatasan dengan
metode translasi lain.Akuntansi biaya historis juga mengabaikan inflasi.
Ketiga
metode yang digunakan yaitu pertama metode kurs kini-non kini dan moneter-non
moneter di gunakan dalam mengindentifikasi aktiva dan kewajiban manakah yang
beresiko atau dapat dilindungi dari resiko mata uang asing.
Metode
kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh operasi luar negeri menghadapi risiko
mata uang asing karena seluruh aktiva dan kewajiban ditranslasikan dengan
menggunakan kurs nilai tukar akhir tahun.
Metode
kini-non kini mengasumsikan hanya aktiva dan kewajiban lancar yang sangat
beresiko, sedangkan metode moneter-nonmoneter mengasumsikan bahwa aktiva dan
kewajiban moneter yang beresiko.
Metode
temporal dirancang unutk mempertahankan dasar teori pengukuran akuntansi yang
digunakan dalam menyusun laporan keuangan yang hendak ditranslasikan.
E.
PENGARUH LAPORAN KEUANGAN
Tampilan
di bawah ini menunjukan pengaruh metode translasi terhadap laporan keuangan.
Neraca sebuah anak perusahaan khayalan Meksiko dari suatu perusahaan
multinasional yang berbasis di AS menunjukan mata uang peso dan nilai ekuivalen
dolar AS terhadap saldo dalam peso Meksiko pada saat kurs nilai tukar srbesr
P1= $0,13 seandainya peso mengalami depresiasi menjadi P1=$ 0,10 maka beberapa
hasil akuntansi yang berbeda dapat timbul.
Berdasarkan
data diatas menunjukkan metode translasi yang berbeda memberikan hasil
akuntansi yang beragam, mulai dari kerugian sebesar $450 bila menggunakan
metode kurs kini hingga keuntuungan sebesar $360 bila menggunakan metode
moneter - non moneter. Perbedaan ini cukup besar mengigat seluruh hasilnya
didasarkan pada fakta yang sama. Yang lebih penting lagi, laba terkait operasi
yang dilaporkan sebelum translasi mata uang sangat mungkin akan berubah
dilaporkan menjadi kerugian atau laba yang jauh lebih rendah setelah translasi
(atau kebalikannya).
F.
MODEL TRANSLASI MANA YANG TERBAIK ?
Keadaan
yang mendasari proses translasi mata uang asing sangat berbeda. Translasi
akun-akun dari mata uang yang stabil ke dalam mata uang yang tidak stabil
tidaklah sama dengan melakukan translasi dari mata uang yang tidak stabil ke
dalam mata uang yang stabil. Hanya ada sedikit kesamaan antara translasi untuk
transaksi jenis ekspor-impor dan transaksi yang melibatkan perusahaan afiliasi
yang secara tetap didirikan atau anak perusahaan di Negara lain yang menanamkan
kembali laba lokalnya dan tidak bermaksud untuk mengirimkan kembali dana apapun
kepada induk perusahaan dalam waktu dekat. Kedua, translasi dilakukan untuk
tujuan yang berbeda. Melakukan translasi akun-akun suatu anak perusahaan luar
negeri dalam rangka konsolidasi akun-akun dengan induk perusahaan tidak sama
dengan melakukan translasi akun-akun perusahaan yang independent dengan maksud
untuk memenuhi kepentingan para pihak luar negeri. Ada tiga pertanyaan yang
harus diperhatikan:
1.
Apakah menggunakan
lebih dari satu metode translasi diperbolehkan ?
2.
Jika ya, metode manakah
yang dapat digunakan dan dalam kondisi apakah metode tersebut diterapkan ?
3.
Apakah terdapat situasi
di mana translasi sama sekali tidak boleh dilakukan ?
Terkait
dengan pertanyaan pertama, jelas
terlihat bahwa satu metode translasi saja tidak dapat memenuhi dengan sama
translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda dan tujuan yang
berbeda. Jadi lebih dari satu metode translasi yang diperlukan.
Terdapat tiga pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima yaitu :
Terdapat tiga pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima yaitu :
1.
Metode historis
Objek
translasi adalah untuk mengubah unit pengukuran laporan keuangan anak
perusahaan luar negeri kedalam mata uang domestik dan untuk membuat laporan
keuangan anak perusahaan luar negeri sesuai dengan prinsip - prinsip
akuntansi yang diterima secara umum dinegara asal induk perusahaan maka
tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan kurs nilai tukar historis. Prinsip temporal lebih
disukai karena secara umum mempertahankan prinsip akuntansi yang digunakan
untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan dalam mata uang
asing.
2.
Metode kini
Merupakan
translasi (penyajian ulang) secara langsung dari satu jenis mata uang kedalam
mata uang lainnya. Metode kurs kini lebih tepat digunakan apabila akun-akun anak
perusahaan luar negeri yang ditranslasika tetap mempertahankan mata uang lokal
sebagai unit pengukuran :yaitu jika entitas asing dipandang dari sudut pandang
perusahaan lokal. Translasi berdasarkan kurs kini tidak mengubah segala bentuk
hunbungan awal dalam laporan keuangan mata uan asing, karena seluruh
saldo akun hanya perlu dikalikan dengan suatu konstanta. Pendekatan ini berguna
jika akun-akun perusahaan independen ditranslasikan untuk kepentingan pemegang
saham luar negeri atau kelompok pengguna eksternal lainnya.
3.
Tidak dilakukan translasi sama sekali
Dilakukan
apabila tidak ada translasi yang memadai jika dilakukan antara mata uang yang
sangat tidak stabil dan sangat stabil. Translasi dari satu mata uang itu ke
yang lainnya tidak akan menghasilkan informasi yang bermakna meski menggunakan
metode yang manapun. Jika suatu mata uang cukup tidak stabil sehingga
membuat translasi akun tidak dapat dilakukan, konsolidasi laporan keuangan juga
tidak dapat dilakukan. Translasi tidak diperlukan jika laporan keuangan
perusahaan independen dikeluarkan diterbitkan benar-benar untuk tujuan
pemberian informasi bagi para penduduk di negara lain yang berada dalam tingkat
perkembangan ekonomi yang dapat dibandingkan dan memiliki situasi mata uang
nasional yang dapat dibandingkan. Manajer internasional
yang efektif harus mampu mengevaluasi situasi dan mengambil keputusan yang
menyangkut lebih dari satu mata uang.
G. KURS KINI YANG TEPAT
Sejauh
ini istilah kurs nilai tukar yang sering digunakan dalam metode translasi
adalah kurs historis dan kurs kini. Kurs rata-rata sering digunakan dalam
laporan laba rugi untuk pos-pos beban. Beberapa negara menggunakan kurs nilai
tukar yang berbeda untuk translasi yang berbeda. Dalam situasi ini harus
dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada. Beberapa alternatif yang disarankan
adalah :
·
Kurs pembayaran
deviden,
·
Kurs pasar bebas dan,
·
Kurs penalti atau
preferensi yang dapat digunakan, seperti yang terkait dengan kegiatan impor
atau ekspor.
Kurs
pasar bebas lebih disukai dengan satu pengecualian apabila terdapat kontrol
nilai tukar yang khusus (yaitu apabila beberapa jenis dana yang secara pasti
telah dialokasikan untuk transaksi tertentu dengan kurs nilai tukar valuta
asing khusus yang berlaku), kurs yang berlaku tersebut harus digunakan.
Kurs
nilai tukar kini dalam pasar bebas pada akhir tahun selanjutnya harus
diterapkan untuk saldo akun kas luar negeri. Prosedur ini mentranslasikan
bagian akun kas dalam mata uang asing berdasarkan dua atau lebih kurs nilai
tukar translasi yang berbeda. Hal ini normal dilakukan sepanjang tahun sunguh -
sungguh mencerminkan kenyataan ekonomi yang tepat.
H.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI
PSAK
No.10 menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat translasi harus
dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan.
Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode
akuntansi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dlaam periode tersebut.
Namun, jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa
periode transaksi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan
memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.
Secara internasional, perlakuan akuntansi atas penyesuaian-penyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan.
Secara internasional, perlakuan akuntansi atas penyesuaian-penyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan.
Penangguhan
Dikeluarkannya
penyesuaian translasi dari laba periode sekarang umumnya dianjurkan karena
penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang.Perubahan nilai
ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri
tidak direalisasikan dan tidak berpegaruh terhadap arus kas mata uang lokal
yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh karena itu, akan cenderung menyesatkan
jika penyesuaian seperti itu ke dalam laba sekarang.Berdasarkan keadaan ini,
penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari
ekuitas konsolidasi.
Parkinson
menawarkan alasan tambahan yang mendukung dilakukannya penangguhan : Keuntungan
dan kerugian tersebut berkaitan erat dengan investasi jangka panjang – bahkan
mungkin suatu investasi permanen yang dilakukan oleh suatu induk perusahaan ke
dalam anak perusahaan asing, bahwa keuntungan dan kerugian tersebut tidak dapat
direalisasikan hingga operasi luar negeri dihentikan dan semua aktiva bersih
dibagikan ke induk perusahaan. Tidak terdapat keuntungan dan kerugian yang
akan pernah dapat direalisasikan. Hasil operasi yang dicatat dalam periode
setelah revaluasi mata uang (ditranslasikan menurut kurs nilai tukar kini pada
waktu itu) akan menunjukkan kenaikan atau penurunan kekayaan operasi luar
negeri dan dalam keadaan ini, tidak diperlukan pencatatan keuntungan dan
kerugian translasi satu waktu dalam laporan laba rugi, bahwa kenyataannya
pencatatan keuntungan dan kerugian tersebut dapat saja menyesatkan.
Penangguhan
keuntungan atau kerugian translasi menutupi perilaku perubahan kurs nilai
tukar, yaitu perubahan kurs merupakan fakta historis dan para pengguna laporan
keuangan terlayani dengan baik jika pengaruh fluktuasi kurs nilai tukar
diperhitungkan pada periode saat terjadinya. Sesuai dengan FAS No.8
(par.199),"Kurs nilai tukar berfluktuasi: akuntansi harusnya tidak
memberikan kesan bahwa kurs nilai tukar tetap stabil."
Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa
pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan
amortisasi penyesuaian selama masa pos-pos neraca terkait.
Penangguhan
Parsial
Keuntungan
atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin
setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah
direalisasikan.Penangguhan translasi semata-mata hanya karena merupakan
keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs. Pendekatan ini juga
tidak memiliki kriteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu keuntungan
translasi direalisasi. Pada masa lalu, perusahaan mengurangkan keuntungan
periode berjalan dengan kerugian pada masa lalu dan menangguhkan selisihnya.
Keuntungan dan kerugian translasi akan terhapuskan dalam jangka panjang.
Tidak
Ditangguhkan
Untuk
mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera
mungkin. Pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk apapun bersifat palsu
dan cenderung menyesatkan.Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam
laba tahun berjalan akan menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan
apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.Akan menyesatkan para pembaca
laporan keuangan, karena penyesuaian ini tidak selalu memberikan informasi yang
sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar
terhadap arus kas sebuah perusahaan.
I.
PERKEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI
Praktik
akuntansi translasi telah berkembanga dari waktu ke waktu sebagai jawaban atas
kompleksitas operasi multinasional yang meningkat dan perubahan sistem moneter
internasional. Untuk memberikan beberapa sudut pandang sejarah terhadap status
akuntansi translasi yang ada sekarang, berikut ini narasi singkat mengenai
inisiatif pelaporan keuangan di Amerika Serikat yang mewakili pengalaman di
negara-negara lain.
- Sebelum 1965
Accounting
Research Bulletin (ARB) NO. 4 kemudian diperbaharui dengan ARB NO. 43 mendorong
penggunaan metode kini-non kini. Keuntungan atau kerugian transaksi langsung
dimasukan kedalam laba. Keuntungan atau kerugian transaksi bersih disaling
hapuskan selama periode berjalan. Sedangkan untuk kerugian transaksi bersih
ditangguhkan dalam penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian
translasi pada masa mendatang.
- 1965 - 1975
Bab
12 ARB no 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-non kini
dalam keadaan tertentu. Persediaan dapat ditranslasikaan berdasarkan kurs
historis. Utang jangka panjang yang timbul karena pembelian aktiva jangka
panjang dapat ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Setiap perbedaan akuntansi
yang disebabkan oleh penyajian ulang utang diberlakukan sebagai bagian dari
biaya perolehan aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata
uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle
Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
- 1975 - 1981
FASB
mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975, mengubah praktik di
AS dan praktik sejumlah perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena
mengharuskan penggunaan metode translasi temporal. Penangguhan keuntungan dan
kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi dan harus diakui dalam laba selama
periode perubaahan kurs nilai tukar.
Reaksi perusahaan terhadap FAS No. 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan,.
Reaksi perusahaan terhadap FAS No. 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan,.
- 1981 - hingga kini
FASB
mempertimbangkan kembali FAS no 8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik
dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting
Standars No.52 pada tahun 1981.
J.
ISI STANDAR NO 52
Tujuan
FAS No.52 berbeda dengan FAS No.8. FAS No. 8 menggunakan sudut pandang induk
perusahaan dengan mengharuskan laporan keuangan dalam mata uang asing disajikan
seakan-akan seluruh transaksinya terjadi dalam mata uang dolar AS. Standar No.
52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk perusahaan dan anak perusahaan
merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah.
Tujuan
ini didasarkan pada konsep mata uang fungsional. Penentuan mata uang fungsional
menentukan pilihan metode translasi yang digunakan untuk keperluan konsolidasi
dan perlakuan terhadap keuntungan dan kerugian kurs yaitu : Translasi apabila
mata uang lokal merupakan mata uang fungsional.
Jika
mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam
catatan entitas asing,laporan keuangan ditranslasikan kedalam dolar dengan
menggunakan metode kurs kini.Keuntungan atau kerugian translasi yang timbul
diungkapkan sebagai komponen yang terpisah.
Prosedur kurs kini yang digunakan adalah :
Prosedur kurs kini yang digunakan adalah :
1.
Seluruh aktiva dan
kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam doalr dengan
menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca, akun modal ditranslasikan
berdasarkan kurs historis.
2.
Pendapatan dan beban
ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transasksi,
meskipun kurs rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk kepraktisan.
3.
Keuntungan dan kerugian
translasi dilaporkan terpisah dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi.
Penyesuaian nilai tukar ini tidak akan masuk ke dalam laporan laba rugi hingga
operasi luar negeri tersebut dijual atau nilai investasinya dianggap telah
hilang secara permanen.
Translasi
apabila dolar AS merupakan mata uang fungsional. Apabila dolar AS merupakan
mata uang fungsional suatu entitas asing, maka laporan keuangan dalam mata uang
asing diukur ulang kedalam dolar dengan menggunakan metode temporal. Seluruh
keuntungan dan kerugian translasi yang berasal dari proses translasi dimasukkan
dalam penentuan laba periode berjalan. Secara khusus :
1.
Aktiva dan kewajiban
moneter dan aktiva non-moneter dinilai berdasarkan harga pasar terkini
ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal laporan
keuangan, pos non moneter lainnya dan akun modal ditranslasikan berdasarkan
kurs historis.
2.
Pendapatan dan beban
ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata kurs nilai tukar selama periode
berjalan , pos-pos nonmoneter (seperti HPP dan beban depresiasi) yang
ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis.
3.
Keuntungan dan kerugian
translasi tercermin dalam laba periode berjalan.
Translasi apabila mata uang asing
merupakan mata uang fungsional. Apabila mata uang fungsionalnya adalah mata
uang asing lainnya. Dalam situasi ini laporan keuangan pertama - tama disajikan
ulang dari mata uang lokal kedalam mata uang fungsionalnya (metode temporal)
dan kemudian ditranslasikan kedalam dolar AS dengan menggunkan metode kurs
kini.
Pengecualian dalam metode kurs kini adalah untuk anak perusahaan yang berlokasi di tempat-tempat yang memiliki tingkat inflasi kumulatif selam 3 tahun berturut-turut.Dalam kondisi hiperinflasi seperti itu nilai dolar dianggap sebagai mata uang fungsional, sehingga menggunakan metode translasi temporal. Jika suatu entitas memiliki lebih dari satu operasi yang terpisah dan dapat dipisahkan,setiap operasi dapat dianggap sebagai entitas terpisah dengan mata uang fungsionalnya sendiri. Mata uang asing berarti semua mata uang selain mata uang negara yang bersangkutan atau semua mata uang selain mata uang fungsional dari suatu entitas. Mata uang lokal adalah mata uang dari negara tertentu atau mata uang yang dinyatakan dalam kegiatan domestik maupun luar negeri dari negara yang bersangkutan. Mata uang fungsional adalah mata uang yang berlaku di wilayah utama perusahaan. Sekali mata uang fungsional untuk sebuah entitas asing telah ditetapkan FAS No. 52 mengharuskan mata uang tersebut digunakan secara konsisten kecuali jika terjadi perubahan dalam keadaan ekonomi mengindikasikan bahwa mata uang fungsional telah berubah.
Pengecualian dalam metode kurs kini adalah untuk anak perusahaan yang berlokasi di tempat-tempat yang memiliki tingkat inflasi kumulatif selam 3 tahun berturut-turut.Dalam kondisi hiperinflasi seperti itu nilai dolar dianggap sebagai mata uang fungsional, sehingga menggunakan metode translasi temporal. Jika suatu entitas memiliki lebih dari satu operasi yang terpisah dan dapat dipisahkan,setiap operasi dapat dianggap sebagai entitas terpisah dengan mata uang fungsionalnya sendiri. Mata uang asing berarti semua mata uang selain mata uang negara yang bersangkutan atau semua mata uang selain mata uang fungsional dari suatu entitas. Mata uang lokal adalah mata uang dari negara tertentu atau mata uang yang dinyatakan dalam kegiatan domestik maupun luar negeri dari negara yang bersangkutan. Mata uang fungsional adalah mata uang yang berlaku di wilayah utama perusahaan. Sekali mata uang fungsional untuk sebuah entitas asing telah ditetapkan FAS No. 52 mengharuskan mata uang tersebut digunakan secara konsisten kecuali jika terjadi perubahan dalam keadaan ekonomi mengindikasikan bahwa mata uang fungsional telah berubah.
K.
TRANSLASI MATA UANG ASING DAN INFLASI
Penggunaan
kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang
berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai
ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah daripada dasar
pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan
jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah.
Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika
memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya
merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh
inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di
suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan
masa depan.
FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang
digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52
mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar
negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan
mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan
kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas
pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio
keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah
akuntansi untuk inflasi asing.
L.
TRANSLASI MATA UANG ASING DI NEGARA LAIN
Kanada
Institut akuntan bersertifikat di Kanada (CICA), Badan Standar Akuntansi di Inggris dan Badan Standar Akuntansi International seluruhnya berpartisipasi dalam penyusunan FAS No. 52. Perbedaan utama antara standar di kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada keuntungan dan kerugian translasi ditangguhkan dan diamortisasi.
Institut akuntan bersertifikat di Kanada (CICA), Badan Standar Akuntansi di Inggris dan Badan Standar Akuntansi International seluruhnya berpartisipasi dalam penyusunan FAS No. 52. Perbedaan utama antara standar di kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada keuntungan dan kerugian translasi ditangguhkan dan diamortisasi.
Inggris
Perbedaan utama standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di negara–negara yang mengalami hiperinflasi. Laporan keuangan pertama - tama harus disesuaiakan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
Australia
Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan di negara-negara yang berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.
Perbedaan utama standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di negara–negara yang mengalami hiperinflasi. Laporan keuangan pertama - tama harus disesuaiakan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
Australia
Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan di negara-negara yang berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.
Selandia
Baru
Pada
dasarnya sama dengan Australia, Selandia Baru juga mengharuskan metode
translasi moneter–non moneter untuk anak perusahaan yang operasinya
terintegrasi induk perusahaannya
Jepang
Pada saat ini Jepang telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini disegala keadaan dengan penyesuain translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Jumlah perusahaan melakukan pencatatan saham secara internasional dan mengikuti IAS, atau sekarang disebut IFRS, semakin meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada di bawah tekanan yang semakin meningkat untuk menggunakan IFRS sebagai pengganti standar domestik untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing. Di AS perusahan-perusahaan asing diperbolehkan untuk menggunakan standar internasional (IAS 21) dan bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah translasi mata uang asing.
Jepang
Pada saat ini Jepang telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini disegala keadaan dengan penyesuain translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Jumlah perusahaan melakukan pencatatan saham secara internasional dan mengikuti IAS, atau sekarang disebut IFRS, semakin meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada di bawah tekanan yang semakin meningkat untuk menggunakan IFRS sebagai pengganti standar domestik untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing. Di AS perusahan-perusahaan asing diperbolehkan untuk menggunakan standar internasional (IAS 21) dan bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah translasi mata uang asing.
BAB III
KESIMPULAN
Translasi mata uang asing adalah proses
pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.Translasi
mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang
memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan
secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari
anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan. Tiga alasan tambahan
dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1.
Mencatat transaksi mata uang asing;
2.
Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata
uang; dan
3.
Berkomunikasi dengan peminat saham asing.
DAFTAR
PUSTAKA
Frederick
D.S.Choi, Gary K.Meek, International Accounting, Pearson Education – Prentice.
Erisheryanto.blogspot.co.id/2013/05/translasi-mata-uang-asing.html
0 komentar:
Posting Komentar