Pages

Selasa, 22 November 2016

LAPORAN USAHA CHICKEN CRISPY



Sejarah Akuntansi International

Akuntansi diperkenalkan pertama kali di Italia pada abad 14 dan 15. Pada saat itu akuntansi dilakukan dengan melakukan double entry bookkeeping (sistem pembukuan berpasangan).Akuntansi moderen dimulai sejak double entry accounting ditemukan dan digunakan didalam kegiatan bisnis yaitu sistem pencatatan berganda (double entry bookkeeping) yang diperkenalkan oleh Luca Pacioli (th 1447). Luca Pacioli lahir di Italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta yang ahli matematika, dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka di Italia. Lucalah orang yang pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system dalam bukunya berjudul : Summa the arithmetica geometria proportioni et proportionalita di tahun 1494. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa prinsip dasar double accounting system bukanlah ide murni Luca namun dia hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu dan mempublikasikannya. Hal ini diakui sendiri oleh Luca (Radebaugh, 1998) “Pacioli did not claim that his ideas were original, just that he was the one who was trying to organize and publish them. He objective was to publish a popular book that could be used by all, following the influence of the venetian businessmen rather than bankers”. Praktek bisnis dengan metode venetian yang menjadi acuan Luca menulis buku tersebut telah menjadi metode yang diadopsi tidak hanya di Italia namun hampir disemua negara eropah seperti Jerman, Belanda, Inggris.

“ Pembukuan ala Italia “ kemudian beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang zaman Fugger dan kelompok Hanseatik. Pada saat bersamaan filsuf bisnis Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodic dan pemerintah Perancis menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah.

Tahun 1850-an double entry bookkeeping mencapai Kepulauan Inggris yang menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris tahun 1870-an. Praktik akuntansi Inggris menyebar ke seluruh Amerika Utara dan seluruh wilayah persemakmuran Inggris. Selain itu model akuntansi Belanda diekspor antara lain ke Indonesia, Sistem akuntansi Perancis di Polinesia dan wilayah-wilayah Afrika dibawah pemerintahan Perancis. Kerangka pelaporan sistem Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia, dan Kekaisaran Rusia.

Paruh Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademi tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi semakin terasa di Dunia Barat.

Perkembangan Akuntansi Internasional

Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Perkembangan tersebut meliputi hal-hal berikut :
  1. Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam teknik-teknik pembukuan. Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkan jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda.
  2. Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik. Sebagai tambahan lagi, di abad ke-17 dan abad ke-18 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh akun dan transaksi, sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debit dan kredit yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak.
  3. Penerapan sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis-jenis organisasi yang lain.
  4. Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah untuk jenis barang yang berbeda.
  5. Dimulai dengan East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan perkembangan dari perusahaan tadi, seiring dengan revolusi industri, akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai kelangsungan, periodisitas, dan akrual.
  6. Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-18.
  7. Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual.
  8. Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri.
  9. Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual, sebagai cara untuk memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodik.
  10. Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana.  
  11. Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan pensiun, sampai kepada masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan (financial engineering).


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Akuntansi International

Terdapat 8 faktor yang memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan akuntansi international, diantaranya:
 1. Sumber Pendanaan
Di negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, seperti Amerika Serikat dan Inggris, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (Profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Pengungkapan dilakukan dengan sangat lengkap untuk memenuhi ketentuan kepemilikan publik yang luas.. Sebaliknya, dalam sistem berbasis kredit dimana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif. Karena lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap informasi apa saja yang dibutuhkan, dan pengungkapan publik yang luas dianggap tidak perlu. Contohya adalah Jepang dan Swiss.
 2. Sistem Hukum
Sistem hukum menentukan bagaimana individu dan lembaga berinteraksi. Dinegara barat memiliki dua orientasi sistem hukum akuntansi, yakni:
a. Kodifikasi hukum (sipil)
Yakni akuntansi yang digabungkan dalam bentuk hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakupi banyak prosedur.
      b.  Kodifikasi umum (kasus)
           Berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adamya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam       kode lengkap.
 3. Perpajakan
Dikebanyakan negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun untuk mengklaimnya dalam keperluan pajak. Pada umumnya pajak keuangan dan pajak akuntansi adalah sama, seperti contohnya di Jerman dan Swedia. Namun tidak di Belanda, pajak keuangan dan pajak akuntansinya berbeda. Laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dengan hukum pajak. Tentu saja, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, terkadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip-prinsip akuntansi tertentu. Misalnya di Amerika,penilaian persediaan berdasarkan LIFO.
 4.  Ikatan Politik dan Ekonomi
Teknologi akuntansi dialihkan melalui perdagangan dan kekuatan sejenis. Sistem pencatatan berpasangan berawal di Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembakuan.
 5.  Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun perusahaan.Pada negara Israel, Amerika, Meksiko dan beberapa negara Amerika Selatan menggunakan akuntansi tingkat harga umum karena pengalaman mereka dengan hiperinflasi. Pada akhir tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat inflasi yang tidak biasanya tinggi, Amerika Serikat dan Inggris melakukan eksperimen dengan pelaporan pengaruh perubahan harga.
 6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Terdapat beberapa poin penting dalam faktor ini, diantaranya:
a.  Kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritas asset.
b.  Penilaian aset tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sektor manufaktur.
c.  Penilaian aset tidak berwujud dan sumber daya manusia yang semakin berkembang.
 7. Tingkat Pendidikan
Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Dalam arti bahwa pendidikan akuntansi yang profesional akan sulit dicapai jika taraf pendidikan di suatu negara secara umum juga rendah.
 8.  Budaya
Hofstede mendasari empat dimensi budaya nasional (nilai sosial), meliputi:
a.       Individualisme
b.      Jarak kekuasaan
c.       Penghindaran ketidakpastian
d.      Maskulinitas

Hofstede, Garay mengusulkan suatu kerangka kerja yang menghubungkan budaya akuntansi, yaitu empat dimensi nilai akuntansi yang mempengaruhi praktik pelaporan keuangan suatu negara, yakni:
a. Profesionalisme versus ketetapan wajib pengendalian
b. Keseragaman versus fleksibilitas
c. Konservatisme versus optimisme
d. Kerahasiaan versus transparansi


Klasifikasi Akuntansi Internasional

Klasifikasi merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional berbeda-beda. Klasifikasi Akuntansi Internasional dapat dilakukan dalam dua kategori, diantaranya:
1. Pertimbangan
    Bergantung pada pengetahuan, intuisi, dan pengalaman
2. Secara Empiris
    Menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan basis data, prinsip, dan praktik akuntansi.

Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan data prinsip dan praktek akuntansi seluruh dunia. Ada 4 (empat) pendekatan terhadap perkembangan akuntansi:
1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi, praktek akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional.
2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi, akuntansi bekembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Tujuannya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup.
3. Berdasarkan pendekatan independent, akuntansi berasal dari praktek bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dan pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan dan bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi.
4. Berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandariasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancang pemerintah, otoritas pajak, dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis. 

Sumber :

Minggu, 20 November 2016

PROPOSAL BISNIS "CHICKEN CRISPY"

PROPOSAL BISNIS
TUGAS KEWIRAUSAHAAN
 “CHICKEN CRISPY”


Dosen :
Rooshwan Budhi Utomo, SE., MM

Dibuat Oleh :
       Devi Euphoria Frisky
22213255
4EB29

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat serta   Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Kewirausahaan yaitu membuat proposal bisnis yang berjudul “Chicken Crispy”. Proposal bisnis ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam bidang usaha ekonomi serta dapat menambah pengalaman bagaimana cara mengelola suatu usaha seperti dalam bidang usaha makanan “Chicken Crispy”.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan proposal bisnis ini. Penulis menyadari bahwa penulisan proposal bisnin ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis memerlukan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaan proposal bisnis ini. Penulis berharap semoga proposal bisnis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.
                                                           
                                                                                                Tangerang,  November 2016


   Penulis


BAB I
PENDAHULUAN


Nama Perusahaan        : CCpy  (Chicken Crispy) Food
Bidang Usaha             :  Produk Makanan
Jenis Produk                :  Chicken Crispy


       A.       IDENTIFIKASI PELUANG BISNIS
Dewasa ini, bisnis makanan menjadi salah satu bentuk bisnis yang menjanjikan. Berbagai macam jenis makanan bermunculan dengan ragam kreatifitas yang menarik. Makanan biasa dikreasikan menjadi makanan yang memiliki cita rasa dan nilai jual tinggi. Salah satu makanan biasa yang sering kita temui adalah ayam dengan kandungan protein yang tinggi. Namun, masyarakat mulai jenuh dengan bentuk dan rasa ayam yang biasa-biasa saja, tidak adanya inovasi.
Untuk itu, diperlukan inovasi baru dalam mengolah ayam tersebut sehingga penyajian ayam tidak monoton. Penulis mencoba mengkreasikan ayam tersebut dengan mengolah ayam menjadi makanan ringan yang mempunyai rasa yang berbeda yaitu rasa pedas dan original yang mampu mengundang selera.

       B.    PENJELASAN PRODUK
Cara membuat chicken crispy yaitu dengan langkah-langkah berikut ini:
      1.      Gulingkan ayam ke bahan lapisan yaitu 110 g tepung terigu, 20 g tepung sagu, 1 sdt kaldu bubuk, serta merica dan garam secukupnya.
      2.      Lalu ke bahan pencelup yaitu 1 butir putih telur, 125 ml air, gulingkan lagi ke bahan pelapis dan cubit-cubit agar lebih crispy.
      3.      Panaskan minyak dan goreng hingga kecokletan, tiriskan lalu sisihkan.
      4.      Taburi dengan cabai bubuk dan sedikit garam.

       C.    LATAR BELAKANG BISNIS
Pada zaman sekarang ini banyak jenis makanan dalam kemasan ataupun yang di sajikan secara langsung, akan tetapi kebanyakan masyarakat pasti memilih makanan dalam bentuk kemasan. Karena lebih praktis, di samping itu juga masyarakat cenderung lebih memilih makanan yang enak, renyah, gurih, bernutrisi dan tentunya murah dan menyehatkan. Ayam crispy sebagai salah satu makanan ringan yang disukai banyak orang merupakan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk melakukan inovasi pada ayam dengan membuat “CHICKEN CRISPY” yang mempunyai berbagai macam pilihan rasa tentunya antara lain: rasa pedas dan original.

      D.     VISI DAN MISI
              Visi
       Membuat produk makanan inovasi baru dan sehat.
              Misi
      Adapun tujuan membuat chicken crispy yaitu:
a.       Mendapatkan keuntungan dari produk ini.
b.      Membudayakan makanan sehat dan bergizi.
c.   Membuat produk makanan yang mempunyai inovasi baru dan disukai masyarakat kalangan ke bawah.


      E.     POTENSI BISNIS
Produk ini memiliki peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Karena makanan ini sangat dikenal dan harganya yang ekonomis serta dapat dinikmati oleh semua kalangan.



BAB  II
PEMBAHASAN

      A.    ANALISIS SWOT

1. Faktor Internal
1)  Strength (Kekuatan)
      a.       Keunggulan produk
Penulis menawarkan suatu produk makanan sehat dengan harga yang ekonomis dan rasa yang lezat.
      b.      Kreativitas
Penulis menawarkan kreativitas baru dalam mengolah ayam dengan mengabungkan berbagai rasa yang menarik.
      c.       Bahan baku mudah di dapat
Bahan baku pembuatan chicken crispy ini tersedia banyak dan mudah di dapat serta harganya terjangkau.
2)  Weakness (Kelemahan)
      a.       Belum memiliki cukup pengalaman
Pengalaman untuk memulai usaha yang masih sangat minim merupakan suatu kelemahan yang harus diatasi.
      b.      Produk mudah di tiru
Produk dengan bahan-bahan yang mudah ditemui mudah selaki untuk ditirukan.

2. Faktor Eksternal
1)  Opportunities (Peluang)
      a.       Banyaknya konsumen
Banyaknya masyarakat yang menggemari berbagai macam variasi ayam, karena ayam merupakan makanan yang mudah diolah. Dengan adanya chicken crispy ini akan menambah variasi ayam dan menawarkan cita rasa baru bagi masyarakat pada umumnya.
      b.      Sistem pemasaran
Pemasaran yang akan penulis lakukan cukup mudah. Penulis akan memasarkannya dilingkungan kampus dan tempat tinggal.
2)   Threats (Ancaman)
      a.       Keacuhan konsumen
Salah satu bentuk ancaman yang dikhawatirkan bias terjadi adalah keacuhan konsumen.
Terkadang masyarakat kurang tertarik terhadap makanan yang di buat dari bahan sederhana seperti ayam dan gaya konsumsi masyarakat saat ini di kuasai oleh makanan-makanan dari bahan-bahan import.


     B.     PERENCANAAN BISNIS

     1.      Sasaran dan Target Pasar
Sasaran penulis adalah seluruh masyarakat dari umur 5 tahun – 40 tahun dan dari kalangan menengah ke bawah. Untuk itu penulis memulai promosi dari daerah sekitar tempat tinggal kami serta melakukan promosi pada rekan mahasiswa di kampus dan lingkungan tempat tinggal, karena penulis menganggap promosi akan lebih efektif jika terjadi dalam suatu kelompok.

     2.      Pembiayaan
        
Biaya Tetap (Fixed cost)
Nama Barang
Jumlah Barang
 Harga Satuan
Jumlah Harga
Kompor gas
1 buah
Rp 100.000
Rp 100.000
Tabung gas
1 buah
Rp 150.000
Rp 150.000
Plastik
1 ons
Rp   20.000
Rp   20.000
Total


Rp 170.000
  
  Biaya Variabel (Variable cost)
Nama Barang
Jumlah Barang
Harga
Ayam
1 ekor
Rp 30.000
Minyak
1 liter
Rp 13.500
Garam
1 bungkus
Rp   2.000
Tepung sagu
1 bungkus
Rp   9.000
Tepung terigu
1 bungkus
Rp   8.000
Kaldu bubuk
1 bungkus
Rp   3.500
Merica
2 bungkus
Rp   2.000
Telur
½ kg   
Rp 10.000
Bumbu rasa
2 bungkus
Rp 15.000
Total

Rp 93.000

   Biaya Total
Biaya total = Variable cost + Fixed cost
                   = Rp 93.000 + Rp 170.000
                   = Rp 263.000

         Biaya dan Harga Per Unit
     Biaya tetap yang dibutuhkan Rp 170.000 : 5 kali = Rp 34.000
     Total biaya produksi yang dikeluarkan per produksi = Rp 34.000 + Rp 93.000 = Rp 127.000

     Biaya per unit adalah Total biaya produksi dalam 1 kali produksi : jumlah produk yang dihasilkan per bulan Rp 127.000 : 30 bungkus = Rp 4.300
     Harga jual per buah Rp 5.000

          Modal awal
      Modal awal     = Total Biaya Tetap + Biaya Variabel untuk 1 kali produksi
                              = Rp 170.000 + Rp 93.000
                              = Rp 263.000

          Analisis Titik Impas (BEP)
      BEP     = Total biaya produksi untuk 1 kali produksi : produksi
                  = Rp 127.000 : 30 bungkus
                  = Rp 4.300
      Harga jual per bungkus Rp 5.000
BEP Produksi             = Total biaya produksi untuk 1 kali produksi : Harga per unit
                        = Rp 127.000 : 5.000
                        = Rp 26 bungkus
Jadi, untuk mencapai titik impas maka 1 bungkus chicken crispy yang terjual adalah 26 bungkus dengan harga per bungkus adalah Rp 5.000.

    Analisis Keuntungan
Pendapatan : Chicken Crispy yang terjual x harga jual = 30 x Rp 5.000
                                                                                        = Rp 150.000
Total biaya produksi dalam 1 kali produksi = Rp 127.000

Keuntungan = Pendapatan - Total biaya produksi
                     = Rp 150.000 – Rp 127.000
                     = Rp 23.000
Jadi, keuntungan yang diperoleh dengan menjual 30 bungkus chicken crispy dengan harga Rp 5.000 per bungkus dalam 1 kali produksi adalah Rp 23.000.

    Pengembalian Modal
Total biaya produksi : Laba usaha = Rp 263.000 : Rp 23.000
                                                       = Rp 11 kali produksi
Jadi modal akan kembali dalam jangka waktu 11 kali produksi.


      C.    STUDI KELAYAKAN

      1.         Lokasi
Pembuatan chicken crispy ini dilakukan dirumah sendiri di Jalan Bahagia, Cipondoh, Tangerang.
      2.         Sumber Daya Manusia
Untuk usaha awal, sumber daya manusia yang tersedia terdiri dari dua orang yang bertanggung jawab. Diharapkan dapat menjaga kualitas produk, memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen.

      D.    REAL BUSINESS PLAN

1.      Strategi pemasaran
Penulis telah menyusun strategi pemasaran. Tahapan-tahapannya sebagai berikut:
a.       Pengembangan produk
Ayam memang telah banyak dijumpai di berbagai pusat perbelanjaan. Namun penulis memberikan rasa yang berbeda dan tampak lebih menarik serta lebih unik dengan bahan-bahan yang baru. Chicken crispy ini akan menambah cita rasa baru, renyah dan gurih.
b.      Pengembangan wilayah pemasaran
Area pemasaran utama adalah di sekitar daerah tempat tinggal penulis dan di lingkungan kampus.
c.       Kegiatan promosi
Promosi merupakan bagian dari proses pemasaran. Promosi sangat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan suatu usaha. Penulis melakukan promosi pada tahap awal melalui mulut ke mulut. 

2.      Strategi Produksi
Penulis berusaha menciptakan suatu pembaharuan di dunia makanan khususnya ayam. Proses produksi ini tidak dilakukan sewaktu-waktu saja. Namun berjalan terus menerus selama ada waktu luang.

3.      Strategi Penetapan Harga
Harga merupakan suatu variabel yang mempunyai peranan penting dalam dunia bisnis. Harga menunjukkan level dari suatu produk juga menjadi acuan tentang bagaimana produk itu seharusnya bila dilihat dari harganya. Harga yang penulis tawarkan di sini, penulis sesuaikan dengan sasaran penulis yaitu para masyarkat ke semua kalangan. Harga sesuaikan dengan bahan dan berbagai variable lain serta akan mengutamakan kualitas makanan, dan tidak hanya berfokus mengambil keuntungan semata.

4.      Rencana Pengembangan Produksi
Rencana-rencana pengembangan produksi ini antara lain:
      a.       Memperluas wawasan dibidang makanan khususnya ayam
      b.      Menemukan dan menciptakan cara terbaru dalam membuat ayam
      c.       Memperluas berbagai cita rasa ayam
      d.      Meningkatkan produksi

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Chicken crispy merupakan suatu jenis makanan ringan yang penulis buat dengan memberikan variasi rasa dan bentuk yang unik serta baru. Produk ini bertujuan untuk mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi. Proses pemasaran pada tahap awal kami lakukan melalui mulut ke mulut di lingkungan kampus serta tempat tinggal. Harga yang di tetapkan cukup terjangkau oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah. Penulis juga menyediakan pelayanan pemesanan chicken crispy.

B.     SARAN
Produk penulis menyarankan untuk mengutamakan kepada unsur kesehatan yang terkandung di dalamnya. Dan juga produk makanan ringan chicken crispy yang berbeda dengan variasi baru dan cita rasa baru, unik, dan gurih dan berbeda yang sudah ada dipasaran. Oleh karena itu, keterampilan dan keahlian menjadi sangat penting.